Selasa, 01 Maret 2016

Latihan banyu setrum (2)


Oleh  karena pembelajaran pertama banyak teman-teman staf yang tidak dapat mengikutinya oleh karena berbagai kegiatan yang padat, kemudian libur Natal-Tahun Baru, PUSPAPARI menginisiasi pembelajaran elektrolisa air berikutnya untuk teman-teman seluruh staf dan pengurus Trukajaya.
Sehari setelah pembelajaran di PSM, staf PUSPAPARI segera menyiapkan seluruh peralatan dan bahan yang dibutuhkan pada praktek elektrolisa air untuk 20 peserta. Alat dan bahan tidak dapat tersedia secara 100% persis dengan yang digunakan di PSM.  Kendalanya adalah memperoleh kawat yang berkualitas tinggi dan adaptor yang baik. Tetapi secara prinsip, semuanya tersedia lengkap.
Kegiatan terlaksana tanggal 18 Januari 2016 di kantor Trukajaya dari jam 9.00 s/d jam 16.00. Kegiatan ini diikuti oleh 20 peserta (staf dan pengurus Trukajaya). Materi yang disampaikan sama dengan materi di PSM, bedanya adalah ketika di PSM peserta menerima materi langsung dari sang ahli dan timnya, sedangkan di Trukajaya peserta menerima materi dari peserta yang mengikuti di PSM.
Kegiatan diawali dengan sharing hasil dari pembelajaran 4 peserta di PSM yang berupa teori dan diskusi selama 1 ½ jam dilanjutkan dengan Tanya jawab selama ½ jam. Pada jam 11 dimulai praktek pembuatan instalasi elektrolisa air untuk masing-masing orang. Kegiatan tersebut membutuhkan waktu cukup lama, karena hanya ada 1 bor sehingga peserta harus antre menggunakannya. Sampai setelah istirahat siang baru dimulai elektrolisa beberapa jenis air : air hujan mentah, air hujan rebus, air langganan, air PUSPAPARI.
Pengamatan setelah 1 jam dilakukan oleh masing-masing peserta meliputi tinggi permukaan air, TDS dan pHnya. Secara umum pH berbagai jenis air mengalami kenaikan dari sekitar 6,5 menjadi di atas 7,5. Adapun TDS-nya tidak semua mengalami penurunan. Terjadi perubahan warna air menjadi kekuning-kuningan pada hampir semua jenis air. Air langganan menunjukkan warna kuning pekat, sedangkan air hujan kuningnya tidak pekat. Hal itu terjadi karena karena kawat stainless yang tersedia tidak cukup baik.
Beberapa hari setelah peserta membawa pulang instalasi tersebut ke rumah masing-masing, PUSPAPARI menyarankan untuk mengganti kawat stainless dengan sendok atau garpu atau alat memasak lainnya yang berbahan stainless berkualitas tinggi untuk meneruskan proses elektrolisa di rumah masing-masing.
Beberapa poin penting untuk diperhatikan adalah :
1.      Secara prinsip, metode elektrolisa atau ionisasi air sudah dikuasai oleh staf Trukajaya. Tinggal bagaimana mengembangkannya agar bermanfaat bagi komunitas
2.      Ini masih musim hujan, PUSPAPARI mengajak semua pihak (terutama yang sudah membuktikan manfaat air hujan setrum) untuk mulai memanen dan menabung air hujan di rumah masing-masing.
3.      Kadang-kadang kita ragu mengkonsumsi air hujan, terlebih kalau itu air hujan dari talang rumah, karena khawatir tercemar berbagai kotoran hewan di genteng. Untuk itu kita dapat meminimalkan risiko dengan menampung air hujan setelah 10 menit hujan deras turun, jadi  hujan deras awal kita biarkan untuk mencuci genteng rumah kita, baru kemudian kita tampung. Alternatif lain adalah dengan merebusnya terlebih dahulu untuk mematikan kuman-kuman yang mungkin berasal dari genteng. Tunggu hingga air menjadi dingin kemudian dilakukan elektrolisa. TDS meter dan pH meter akan error jika digunakan untuk mengukur air panas atau air es, jadi harus kondisi dingin biasa.
4.      Dapat juga kita menampung air hujan yang langsung dari langit, tidak melalui talang atau genteng. Jika kita berhasil mengumpulkan air hujan langsung dari langit, maka tidak perlu dilakukan perebusan, langsung dielektrolisa saja.

Rencana Tindak Lanjut
Pembelajaran elektrolisa air ini merupakan pengetahuan penting bagi pendamping masyarakat desa, terlebih menghadapi industrialisasi dan komersialisasi air yang sudah merambah desa-desa dan gunung-gunung. Masyarakat desa semakin terpinggirkan haknya untuk memperoleh air. Bukan saja air irigasi untuk pertanian mereka tetapi lama-kelamaan hak mereka untuk mendapatkan air layak minum pun tergusur.
Air itu berkat dari Tuhan. Persepsi kita terhadap air hujan itu yang perlu diperbarui sekarang. Air tanah itu untuk kehidupan makhluk hidup lain : ikan, binatang air lainnya. Air tanah juga berfungsi untuk mempertahankan suhu bumi dan magma agar tetap stabil. Di sisi lain, air tanah sudah tercemar semua, justru perlu dilakukan upaya mengatasi pencemarannya. Kita akan mengangkat martabat manusia dengan cara mengkonsumsi air hujan. Air hujan adalah hasil penyulingan oleh alam, jadi jelas murni, bersih dan sehat untuk manusia. 

 
Training day/date: Senin, 18 Januari 2016
                                              Venue of Training: PUSPAPARI
    


Eunike Widhi Wardhani
PUSAT PENGEMBANGAN PANGAN DAN ENERGI
Di bawah manajemen Unit Produktif Trukajaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar