Selasa, 07 Januari 2014

MOTHER EARTH IS NUTRITIOUS SOURCE


The development potential of local food is the foundation for the realization of food sovereignty and food security.The food crisis has been happening not because of the issue of the availability of stock or natural conditions in upland rice harvest only once a year. Rice yields in rainfed land only once a year, but farmers in the village are generally still have tubers and other food sources of nutrition. The main problem is precisely the omission of the invasion of imported products that marginalize the position of farmers. Farmers as food authorities actually be changed the status became dependent beneficiary (RASKIN/rice for poor) that subsidized rice imports. Expanse of ocean surrounding the Nusantara/Indonesia archipelago bestow much salt but government not strengthen farmers to increase salt production but chose an easy way to import salt form outside. Farmers fighting for sovereignty, many empowerment programs that raise the potential of local food and farmers, but at the same time strengthening food products imported faucets open widely. It becomes a paradox which shows that the government is not pro- independence for farmers clearly, and tend to roll out the red carpet on the globalization of food. " Mother Earth is Nutritious Food Source " dated December  Desember 30-31st 2013 in a series of Assorted Festival of Food , Energy and Cultural Foundation led by Trukajaya with Lembu Village Youth group Semarang District. Suwarto Adi, Executive Director of Trukajaya convey that food insecurity experienced Lembu village for 2 years in the dry season and encourages all parties concerned to make a real effort to strengthen the potential for future food .There are many of programs and action plans that will be supported by the Government (Office of Food Security) and the relevant government agencies through various forms of campaigns, competitions and mentoring Farmers, Women Farmers Group and Youth Farmer in the development of local food products and food storage.Farmers must restore their confidence as ruler of food and food heroes for the realization of national food security   We need supports of all parties to realize the sovereignty and independence of farmers to food .Margo Purwanto, Chairman of the Lembu Rural Youth Group said that the festival circuit is the meeting place of the parties in the Lembu village development frame. In it there are 9 races that are all loaded elements of education about food, energy and local culture that involves all elements of the Lembu villagers started pre-school children, adolescents, youth and the elderly. In addition to seminars and competitions, cultural performances are also held in the form of dance which campaigns tribute to farmers and respect to the motherland. Activity in 2013 is closing about 300 residents enthusiastically invites both participants, resource persons, the race jury, Semarang district government representatives, representatives of the villages in the Bancak District, FISKOM Satya Wacana CHristian University , Lembu village government, arta players, race participants and spectators.



BUMI PERTIWI SUMBER PANGAN BERGIZI
Pengembangan potensi pangan lokal merupakan fondasi untuk terwujudnya kedaulatan pangan dan ketahanan pangan.
Krisis pangan selama ini terjadi bukan karena persoalan ketersediaan stok ataupun kondisi alam di lahan kering yang panen padi hanya sekali dalam setahun. Panen padi di lahan tadah hujan hanya sekali dalam setahun, tetapi petani di desa umumnya masih punya umbi-umbian dan bahan pangan lain sumber gizi. Persoalan utama justru pada pembiaran terhadap serbuan produk impor yang meminggirkan posisi petani. Petani sebagai penguasa pangan justru diubah statusnya menjadi penerima bantuan RASKIN yang tergantung beras impor.  Bentangan lautan mengelilingi Nusantara melimpahkan sumber garam namun pemerintah bukan memperkuat petani garam untuk meningkatkan produksi tetapi memilih jalan mudah mengimpor garam. Kedaulatan petani diperjuangkan, banyak program pemberdayaan yang mengangkat potensi  pangan lokal dan penguatan petani namun sekaligus kran impor produk pangan dibuka lebar-lebar. Ini menjadi paradox yang menunjukkan bahwa pemerintah tidak cukup berpihak pada kemandirian petani bahkan cenderung menggelar karpet merah pada  arus globalisasi pangan. Seminar bertema “Bumi Pertiwi Sumber Pangan Bergizi” tanggal 30-31 Desember 2013 dalam rangkaian Festival Aneka Pangan, Energy dan Budaya yang dimotori oleh Yayasan Trukajaya bersama Karang Taruna Desa Lembu Kec. Bancak Kab. Semarang yang digelar selama 2 hari. Suwarto Adi, Direktur Pelaksana Trukajaya menyampaikan bahwa kerawanan pangan yang dialami desa lembu selama 2 tahun di musim kemarau yang lalu menggugah semua pihak terkait untuk melakukan upaya nyata memperkuat potensi pangan ke depan.
Sementara itu Sri Windiyani, Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang memaparkan bahwa banyak program dan rencana aksi yang akan didukung oleh Kantor Ketahanan Pangan dan badan pemerintah terkait melalui berbagai bentuk kampanye, lomba-lomba maupun pendampingan Petani, Kelompok Wanita Tani dan Pemuda Tani  dalam pengembangan produk pangan lokal dan lumbung pangan.
Petani harus mengembalikan kepercayaan dirinya sebagai penguasa pangan dan pahlawan pangan  untuk terwujudnya ketahanan pangan nasional. Perlu dukungan semua pihak untuk mewujudkan kedaulatan dan kemandirian petani atas pangan.
Margo Purwanto, Ketua Karang Taruna Desa Lembu menyampaikan bahwa rangkaian festival ini merupakan ajang pertemuan para pihak dalam satu bingkai pengembangan desa Lembu. Di dalamnya ada 9 lomba yang semuanya sarat unsure pendidikan tentang pangan, energy dan budaya lokal yang melibatkan semua unsur masyarakat desa Lembu mulai anak usia pra sekolah, remaja, pemuda dan orang tua. Selain seminar dan lomba, diadakan pula pentas budaya berupa tari-tarian yang mengkampanyekan penghormatan kepada petani dan ibu pertiwi. Kegiatan menutup tahun 2013 ini mengundang antusias sekitar 300 warga baik peserta seminar, nara sumber, juri lomba, perwakilan pemerintah kabupaten semarang, perwakilan desa-desa di Kecamatan Bancak, FISKOM UKSW, pemerintah desa Lembu, pemain kesenian, peserta lomba dan para penonton.

Ditulis oleh: Eunike Brahmantyo