Kamis, 07 Oktober 2010

Jangan sia-siakan hidupmu

Beberapa hari ini saya teringat akan kejadian tragis 4 hari yang lalu, yang menyebabkan meninggalnya seorang teman bersama suaminya. Kecelakaan maut yang mereka alami akhirnya memisahkan keduanya dengan anak semata wayang mereka yang masih berumur 5 tahun. Siang-malam anak laki-laki itu menangis memanggil ibu dan ayahnya. Trenyuh hati ini mendengarnya.
Pembaca tentu membayangkan bagaimana nasib anak itu setelah menjadi yatim piatu. Bagaimana dengan pendidikannya, kebutuhan untuk makannya, dan lain-lainnya.
Kecelakaan kereta api di dekat stasiun Petarukan Pemalang juga meninggalkan berbagai kisah sedih keluarga korban.
Apapun penyebabnya : penyakit, bencana alam atau karena keteledoran manusia, kematian datang tanpa dapat kita tolak di manapun kita berada dalam kondisi apapun dan berapapun umur kita, siapapun diri kita apakah kita kaya atau miskin, punya jabatan atau tidak, cantik/ganteng ataupun jelek.
Orang-orang yang sudah kaya secara materi mungkintidak perlu berjuang untuk mendapatkan sesuap nasi, namun berjuang memenuhi kebutuhan lainnya atau mewujudkan cita-citanya. Tetapi di republik ini masih banyak orang miskin yang hidupnya penuh perjuangan demi mencukupi kebutuhan dasar, seringkali mereka tidak tahu besok makan apa, anak-anaknya diberi makan apa, dapat makanan dari mana.
Tetapi percayalah Tuhan maha besar. Tiada satupun umatNya yang diterlantarkan. Anak kecil yatim piatu itu contohnya. Mungkin anak itu telah dipersiapkan dan karakternya mau dibentuk oleh Tuhan untuk menjadi pejuang handal, tanpa kehadiran kedua orang tuanya lagi, menghadapi kehidupan yang berat ini.
Kita berdoa untuknya dan anak-anak lain yang bernasib sama dengannya agar dikuatkan untuk berjuang. Terlebih dari itu kita berdoa mengucap syukur atas segala berkatnya, beban hidup yang kita tanggung lebih ringan dibanding anak itu. Sepatutnya kita tak mengeluh kurang ini, kurang itu, kurang kaya, "gaji segini mana cukup", di-PHK trus putus asa & stress,"sial nih dari pagi cuma aku yang belum makan jadi lapar banget sampai kepala pusing", trus lebay (berlebihan), berlomba-lomba menampilkan bahwa kita lebih sengsara daripada orang lain. Bahkan sering karena lebaynya kita merasa paling sengsara di dunia.
Ingat bahwa banyak orang menderita dan tabah menjalaninya dengan tetap berusaha meraih kesejahteraan hidup. Sementara banyak orang melewatkan saat-saat tertentu dalam kehidupan ini dengan kesia-siaan, biasanya sebagai bentuk protes karena kekecewaan kepada pihak lain.
Apapun yang kita alami, mari bersyukur atas berkatNya.
Dengan mengucap syukur, kita pun dikuatkan untuk meneruskan kehidupan selanjutnya.
Hidup ini sangat berharga tahun demi tahun, bulan demi bulan, hari-demi hari, jam demi jam, menit demi menit dan detik demi detik. Jangan sia-siakan hidupmu.