Selasa, 24 Juli 2018

Terima kasih malaikat penolongku. Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus mengirimmu melalui hati tulus orang-orang yang menyayangiku...

Gegara terburu-buru pengen segera sampai rumah waktu itu aku mengalami kecelakaan, ini kalo ke dua setelah tahun lalu (belum setahun aku terpeleset pasir di jalan raya saat hujan di dekat gerbang batas Salam Magelang masuk Yogya) kali ke dua ini aku menabrak sesama pengendara sepeda motor di ring road selatan dekat jalan paris yogya.... cukup parah, aku tidak sadar dan saksi mata mengatakan aku sekarat meregang nyawa karena kepalaku terbentur dan keluar darah dari hidungku, tapi Tuhan Yesus terbukti luar biasa...aku dikirimi malaikat penolong yang adalah temanku sendiri yang lama kukenal, bernama Wardi dari desa Rogomulyo kec. Kaliwungu Kab. Semarang, dia menemukan aku tergeletak di jalan usai kepalaku terbentur aspal, dia dalam perjalanan pulang usai mengantar rombongan anak-anak piknik, kebaikan hatinya mendorong dia menolong korban kecelakaan yang ternyata aku (yang adalah temannya dan teman di facebook juga), dia menungguiku hingga aku sadar, aku muntah-muntah parah dan sangat pusing, mungkin dia berdoa di sampingku, mengamankan dan menyelamatkan aku beserta barang bawaan, uang banyak punya kantor, laptop, dompet, hp, dan semua barang berharga lainnya. Korban yang kutabrak malah baik-baik saja, tidak luka sedikitpun dan sepeda motornya juga tidak rusak, malah orang itu ikut menolong dan bawa aku ke rumah sakit terdekat, orang Bantul dikontak oleh "malaikat" itu dan langsung datang dan setelah aku dirawat beberapa jam di rumah sakit itu, aku diantar pulang ke suamiku yang menunggu di Salatiga. Mereka bekerja sama mengurusku yang sedang lemah ini dan sengaja menunggu saja di Salatiga tidak usah berangkat menjemput karena akan memakan waktu lama untuk aku sampai Salatiga.
Keesokan harinya aku masih pusing dan muntah, sehinga suamiku membawaku ke UGD dan aku dirawat di Rumah sakit selama 4 hari untuk menjalani CT scan kepala dan istirahat total. Setelah 1 bulan berlalu, aku masih sering pusing dan kepala terasa seperti berputar-putar tetapi karena pekerjaan aku harus mulai aktif lagi. Hanya doa yang aku bisa. Tuhan, jika Engkau mengambil nyawaku sekarang atau besok atau kapanpun aku tidak dapat menolaknya, tetapi jika Engkau ijinkan aku masih hidup, kuserahkan hidupku ke tanganMu. Aku tidak takut pada kematian. Sedikit khawatir tentang masa depan kedua anak-anakku, tetapi kemudian aku sadar mereka bukan milikku. Mereka milik Tuhan yang dititipkan kepadaku. Pasti Tuhan sebagai pemilik aslinya, sudah menyediakan berkat-berkat bagi masa depan mereka. Untuk para pembaca : kita berani hidup, mengapa harus takut mati? Tetapi selama diberi hidup, mari mengisi hidup dengan mencipta dan terus mencipta kebaikan bagi sesama, kasih pada sesama, peka pada penderitaan sesama, tetapi juga tegas dan berani menentang ketidakadilan.
Puji Tuhan semuanya baik sekarang dan untuk kesekian kalinya Tuhan menyelamatkan nyawaku...lewat para malaikat penyelamat. Meski aku siap dipanggil kapan saja, tetapi kalau ingat kecelakaan tangga 7 bulan 7 tahun ini, aku tak habis pikir kok bisa aku masih hidup hari ini...sungguh pengalaman spiritual yang menyadarkan bahwa aku disayang Tuhan.

Eunike Widhi Wardhani