Minggu, 11 Juli 2021

Restu

 RESTU ITU DOA


Pernikahan yang baik adalah keputusan antara 2 orang laki laki dan perempuan yang saling mencintai. 

Kita dididik dalam budaya menghormati orang tua. 

Orang tua adalah wujud kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Terutama ibu yang telah melahirkan dengan taruhan nyawanya demi kehidupan kita sampai dewasa.

Pernikahan yang baik akan menjadi lebih terberkati ketika ada restu orang tua, terutama ibu.

Yang saya maksud di sini adalah restu dari hati yang tulus.

Karena bisa terjadi dua orang yang memutuskan akan menikah, memberitahu orang tuanya dan sekilas nampak lancar saja...tetapi ada gesture tak restu dari sang ibu, yang itu diabaikan saja. Diabaikan karena belum semengerti belasan tahun kemudian.

Alhasil berlangsunglah pernikahan itu diawali dengan banyak konflik, reda, konflik lagi, reda lagi, serta berbagai dinamika yang selalu berhubungan dengan tak restunya sang ibu tetapi tanpa kejelasan apa alasannya.

Cinta menjadi kehilangan arah, tak mengerti karena semuanya serba dianggap salah, bahkan keberadaannya tak pernah diperhitungkan, meskipun jadi tulang punggung keluarga.

Ibu, ibu dan ibu menjadi segalanya, menjadi sosok yang tak mau dinomorduakan. Harus selamanya menjadi nomor satu. Tak pernah rela digeser posisinya oleh menantu perempuan.

Awal terbunuhnya cinta, tanpa disadari keduanya. 


Restu bersifat sakral. 

Tetapi ketika tidak dimengerti dengan jelas, bisa menciptakan neraka dalam pernikahan.

Waktu terbuang sia-sia dalam pernikahan 3 pihak tersebut. 

Ibu menjadi orang ke tiga dalam pernikahan.

Apalagi ketika kemudian disadari oleh si menantu bahwa sejatinya bukan dia yang diharapkan sang ibu, melainkan kandidat lain yang lebih sesuai dengan desain didikannya.

Tetapi terlambat.

Hari demi hari yang ada hanya saling menyakiti. Setiap orang pasti merasa dan tahu pasti dengan intuisinya apakah dirinya disayang atau dibenci. Karena sikap itu muncul alami tanpa bisa ditutup-tutupi. 


Apapun itu, maafkanlah siapapun dia di masa lalu, termasuk ibu. Tetaplah bersyukur atas kehadirannya meskipun menyakiti. Semua sudah berlalu. Tetapi ketika ternyata masih berdampak hingga saat ini, segera sembuhkanlah luka batinmu. Hentikan karma buruk cukup sampai di sini. 

Mencintalah meskipun kau ditolak.

Mengampunilah meskipun tidak ada yang meminta.

Terus berjuanglah mengerjakan yang terbaik.

Tersenyumlah dan jadilah besar dari semua itu DEMI CINTA.

Berilah cukup waktu untuknya bersikap. Ketika waktu habis,  maka bertindaklah tegas.


Renungan awal pekan

110721

Tidak ada komentar:

Posting Komentar