Jumat, 28 Oktober 2016

Setengah perjalananku di ARI



Setengah perjalanan sudah saya lalui dalam pelatihan kepemimpinan perdesaan di ARI. Banyak pembelajaran saya dapatkan, di kelas, di kebun, di diskusi formal maupun dari obrolan serius dan non serius dengan semua teman dari berbagai Negara. Tidak terhitung jumlahnya, tidak terbatas dan masih berlangsung setengah masa lagi.

Untuk teman-teman Trukajaya, tempat saya “lahir, tumbuh dan besar” bersama dalam suka dan duka, saya ingin berbagi setidaknya ada 3 hal mendasar refleksi pribadi saya selama di ARI:
1.       Keunikan kurikulum pembelajaran di ARI adalah sangat multi dimensi dan mengandung pesan mendidik yang sangat cocok dengan keseharian kita sebagai NGO, pendamping masyarakat desa, juga sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak, sebagai anggota  masyarakat yang hidup dalam pluralitas, sebagai gereja dalam masyarakat, sebagai manusia yang punya tanggung jawab mengasihi alam ini.
2.       Sebagaimanapun hebat dan indahnya kehidupan berinteraksi dengan alam di lingkungan ARI, semuanya berada dalam konteks laboratorium. Kita tidak mungkin bisa menerapkan persis semua cara hidup dan cara kelola di ARI secara mentah-mentah di komunitas kita. Kita menangkap konsep dasarnya tetapi follow up dan pengembangannya menjadi tantangan untuk kita kerjakan berdasarkan kondisi dan karakterisktik masyarakat dampingan kita.
3.       Khusus dalam konteks kita sebagai gereja, saya mendapatkan banyak inspirasi yang bisa memacu semangat GKJ untuk meneruskan langkah ber-PO gereja dan mengembangkannya secara lebih luas dalam rangka peran gereja pada masyarakat dan alam.

Kemudian, saya ingin menginformasikan beberapa hal terbaru berikut ini untuk kemudian meminta respon.
Kurikulum ARI terbagi dalam 2 semester. Pada semester ini, saya masih tergabung dalam FISH SECTION yang di dalamnya mengelola kebun sayuran, buah dan sawah padi. Untuk ternak kami mengelola kolam ikan, ternak bebek dan kambing, sebagaimana saya sampaikan di laporan saya yang lalu, jadi kami mengelola tanaman dan ternak itu secara terintegrasi (integrated farming). Saya senang belajar tentang itu mengingat komunitas dampingan kita memungkinkan untuk itu. Dan kebetulan 3 minggu kemarin, saya sudah menyelesaikan peran saya sebagai leader di grup 1 (fish section) dan sekarang beralih ke Rudi (yang dari Yogya, kebetulan satu kelompok).

Semester pertama ini diakhiri dengan program summer individual project selama 5 hari, di situ partisipan diberi kebebasan untuk memilih ingin memperdalam ilmu tambahan yang ditawarkan. Namun terbuka untuk ide baru dari minat pribadi di luar pilihan yang ditawarkan. Aktivitasnya berupa training/ praktek, magang di pemilik kebun organic di luar ARI, studi literature ataupun aktivitas lain yang dapat dilakukan secara mandiri untuk menambah analisis mendalam dari setiap partisipan selama satu semester belajar di ARI yang pada akhir bulan ini, partisipan harus mempresentasikan hasil kegiatan dan membuat laporan hasil kegiatan tersebut. 
Pada summer individual project ini saya memilih pendalaman sejarah gereja dan ARI dengan topic peran gereja Nishinasuno dalam community development melalui kerjasama dengan ARI. Di situ saya mempelajari bagaimana peran gereja (bagaimana para tokoh pendiri gereja bertemu dan seia-sekata dengan pendiri ARI untuk melakukan kerja sama yang berkesinambungan hingga saat ini dalam community development melalui program training ini, bagaimana gereja Nishinasuno mendorong jemaatnya untuk memahami, bagaimana teologi pemberdayaan dikembangkan di gereja Nishinasuno). Sejak awal saya tertarik tentang pengorganisasian. Saya akan melakukan wawancara dengan para pendiri gereja Nishinasuno yang usianya sudah di atas 70 tahun, mumpung mereka masih memungkinkan untuk digali informasinya.

Adapun untuk semester berikutnya kami akan ditawari lagi apakah akan pindah ke section lain (pig atau chicken) atau tetap tinggal di grup 1 yaitu Fish.
Secara pribadi saya masih senang belajar di fish section walaupun grup 1/ fish section memiliki total lahan yang terluas dan tempatnya terpisah-pisah dibanding section lain yang hanya satu tempat dan lebih sempit. Untuk hal ini, saya meminta tanggapan apakah saya harus pindah ke bagian pig atau chicken. Atau tetap di fish?

Maksud saya, tanggapan itu bisa berdasarkan prediksi masa depan Trukajaya, sekitar 5 tahun ke depan. Karena renstra kita berakhir 2016, saya masih bisa mengikuti perkembangan kondisi Trukajaya dari laporan program di Kadang Truka, tetapi untuk prediksi ke depan saya butuh informasi dari teman-teman. Kalau saya pindah di bagian pig, kira-kira apa yang bisa saya pelajari untuk follow up ke depan, contohnya pengembangan ternak babi. Begitu juga kalau saya pindah di chicken, saya juga akan belajar kalau bisa berdasarkan/ bisa menjawab kebutuhan masyarakat dampingan kita di masa depan. Atau kalau saya tetap di fish dengan integrated farming-nya, apakah kita/ Trukajaya ke depan kira-kira akan mengembangkan itu?
Demikian kabar terbaru dari saya.
Salam kangen

Eunike
Ditulis pada September 2014, tetapi tidak cukup mendapat tanggapan yang memadai dari Salatiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar