Rabu, 13 Februari 2013

Impian perempuan



Impian-impian Perempuan
Eunike Widhi Wardhani

Tulisan merupakan salah satu sarana pengembangan masyarakat. Tulisan mempunyai daya yang mampu menumbuhkan motivasi untuk melakukan perubahan.

Tulisan dapat menjadi alat perjuangan, penyebarluasan informasi dan kampanye persuasi sebuah gerakan. Melalui tulisan berupa surat-surat, Kartini menyampaikan isi hatinya sebagai seorang perempuan yang mengalami ketertindasan hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Kartini juga memperjuangkan nasib perempuan Indonesia untuk memperoleh pendidikan sebagaimana laki-laki.
Kartini melakukan sebuah gerakan berawal dari goresan penanya menjadi surat-surat yang ia kirimkan kepada Rosa JH Abendanon, salah seorang sahabat pena Kartini, istri dari seorang menteri Kebudayaan, Agama, dan Industri Hindia Belanda (Wikipedia dan Pustakaloka Kompas, Sabtu, 19 April 23/ http://64.203.71.11/kompas-cetak/0304/19/pustaka/263526.htm).
Walaupun tak lama kemudian Kartini wafat dalam usia yang masih muda, namun daya tulisan-tulisannya tersebut tetap hidup dan membawa pengaruh besar pada bangsa Indonesia hingga sekarang. Surat-surat yang dikumpulkan menjadi sebuah buku itulah yang kemudian berbicara banyak tentang impian dan harapan perempuan serta bagaimana mewujudkannya.
Isi hati Kartini ternyata mewakili isi hati banyak perempuan di negeri ini dan membuka kesadaran dunia tentang kondisi yang ingin diubah. Sehingga impian itupun terwujud dengan dukungan banyak pihak. Andai Kartini yang begitu cerdas, tidak menuliskan pemikirannya dan menyampaikan kepada orang lain, mungkin impian akan perubahan hanya impian kosong dan tidak pernah terwujud.
Di perdesaan, ternyata banyak “Kartini-Kartini” lain yang memiliki semangat melakukan perubahan, memperbaiki harkat kehidupan masyarakat. Ada Garwati dari Randurejo Pulokulon Grobogan, Musyarofah dari Kalisalak-Limpung-Batang, Uut Sri Astuti dari Randurejo Pulokulon Grobogan dan masih banyak lagi.
Mereka juga menuangkan isi hati dan impiannya ke dalam tulisan yang perlu mendapat perhatian banyak pihak untuk mendukungnya. Beberapa tulisan ibu-ibu dari desa yang disajikan kali ini mewakili harapan, mimpi dan semangat tak hanya kaum perempuan tetapi mimpi masyarakat di desa-desa tersebut untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Tulisan-tulisan ini diperoleh dari surat perempuan pada kegiatan pengorganisasian dan pendampingan kelompok perempuan dipandu oleh kawan Ruby dan Yoyok dari AMAN Jakarta yang diundang Trukajaya untuk berbagi pengalaman dan strategi pengorganisasian kelompok perempuan desa-desa Kendel kecamatan Kemusu Kab. Boyolali, Lembu kec. Bancak kab. Semarang, Randurejo kec. Pulokulon kab. Grobogan, Kalisalak kecamatan Limpung dan desa Sodong kecamatan Wonotunggal kabupaten Batang.

Surat 1.

Salam sehat dari Kampung

As Al Wrwb

Aku adalah seorang perempuan dari sebuah kampung nun jauh di kawasan Grobogan Purwodadi. Aku merasa senang dan bahagia bisa diberi kesempatan belajar oleh teman-teman. Memang setiap kali belajar bersama aku capek dan mengantuk apalagi kalau harus menempuh perjalanan jauh ke luar desaku, tetapi aku tetap bertahan di tempat belajar/pelatihan karena aku tidak mau ketinggalan sesi-sesi yang menurutku banyak sekali manfaatnya, untuk nanti kubawa pulang dan kusampaikan kepada teman-teman di kampung.
Bagaimanapun ibu-ibu di kampung berhak untuk hidup cerdas, terampil dan menjadi perempuan yang mandiri lahir maupun batin. Ya kan?
Kadangkala dalam kehidupan ini, apa yang kita lakukan punya tujuan yang baik, tetapi penilaian dari masyarakat/warga itu bermacam-macam. Ada yang menanggapi dengan baik, tetapi tidak sedikit yang memandang sebelah mata. Tapi aku tidak putus asa. Aku selalu berusaha semampuku untuk mencapai impian yang selama ini banyak yang belum jadi kenyataan. Salah satu impianku, di antaranya supaya Randurejo memiliki sarana transportasi (jalan) yang layak seperti warga negara Indonesia yang lainnya.
Semoga siapapun yang membaca goresan tintaku ini bisa memahami apa yang kurasakan. Dan aku minta maaf apabila kata-kataku tidak berkenan di hati karena aku cuma manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf.
Sekian. Terima kasih.
Wal Slm Wr.wb


Salatiga, 30 Maret 2011

Garwati
Randurejo-Pulokulon-Grobogan


Surat 2

Aku adalah seorang ibu rumah tangga yang bersuamikan seorang buruh. Di mana seorang buruh sering dianggap orang berekonomi rendah. Tetapi kami punya harapan tinggi terhadap pendidikan anak-anak kami. Sebenarnya anak-anak di desa banyak yang berotak cerdas, tetapi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sangat terbatas oleh biaya. Kesanku selama ini  perguruan tinggi banyak didirikan di kota-kota besar, seakan-akan hanya untuk orang-orang kota dan orang-orang yang berkelas mewah.
Untuk itu melalui perkumpulan di responsif gender ini saya berharap bisa menyalurkan kepada pihak yang bersangkutan dan bertanggung jawab atas pendidikan anak Indonesia. Alangkah senang dan bersyukurnya kami, jika pemerintah mau membangun perguruan tinggi di desa kami, agar anak-anak desa kami bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dan mencapai cita-cita yang tinggi tanpa keluar desa, sehingga di desa Kalisalak ini akan lahir orang-orang yang punya titel dan bisa membangun desa Kalisalak ini menjadi desa yang punya wawasan pendidikan yang luas sehingga pernikahan usia dini dapat dihindari.
Dengan adanya perguruan tinggi di desa Kalisalak juga bisa menunjang ekonomi masyarakat Kalisalak. Mereka bisa berdagang menyediakan kebutuhan para pelajar.
“Seandainya hal ini bukan sekedar mimpi, akankah bisa tercapai, kapankah itu? Semoga mimpi ini akan menjadi nyata”.


Musyarofah
Kalisalak-Limpung-Batang


Surat 3

Seandainya saya menjadi seorang pejabat negara yang serendah-rendahnya seorang bupati, yang akan saya lakukan adalah menyejahterakan rakyat terutama rakyat miskin.
Saya akan memberikan perintah kepada pegawai saya untuk mendata seluruh kelurahan, berapa jumlah rakyat yang miskin dan yang tidak punya penghasilan tetap dan jumlah anak yang putus sekolah. Saya akan memberikan bantuan kepada petani berupa ternak, alat-alat pertanian dan industri kecil. Akan saya buatkan bendungan untuk pengairan sawah-sawah petani biar lebih makmur dan sejahtera. Saya akan memberikan penyuluhan-penyuluhan serta pelatihann keterampilan-keterampilan kepada yang putus sekolah. Akan saya bantu perbaikan sarana peribadatan, gedung sekolah-sekolah dan rumah-rumah rakyat miskin. Setiap bulan akan saya berikan BLT, bantuan beras untuk fakir miskin dan anak-anak yatim. Saya akan memerintahkan bagian sarana dan prasarana untuk melakukan perbaikan jalan-jalan yang sudah rusak, jembatan-jembatan serta memberikan bantuan penerangan listrik di setiap jalan raya.
Bagi pengamen jalanan dan anak-anak terlantar akan saya beri pekerjaan serta keterampilan khusus, sesuai kemampuan. PNS akan saya berikan kesejahteraan berupa gaji tambahan dan uang lauk pauk. Demi untuk kesehatan semua masyarakat, saya sediakan setiap bulan pemeriksaan yang akan ditangani oleh dokter dan bidan serta pembantu lainnya. Petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan kesehatan dan kebersihan lingkungan. Untuk para balita setiap bulan diadakan posyandu, dan di sana diberikan obat bagi yang sakit secara cuma-cuma.
Di setiap kelurahan akan saya berikan 1 mobil ambulans dan tempat khusus untuk berobat. Orang-orang cacat akan saya beri bantuan keterampilan oleh tenaga pendidik khusus, agar kekal bisa mandiri. Untuk keamanan warga masyarakat di setiap kelurahan akan saya berikan dua satuan keamanan polisi. Biar bisa menggerakkan warga masyarakat untuk menjaga keamanan desanya.
Andai semua itu bukan mimpi, kapankah akan jadi kenyataan? Terus dari mana saya harus mendapatkan uang yang sebanyak itu? KORUPSI???


Rofiati
Kalisalak-Limpung-Batang





Surat 4

Kita harus menyadari dan mengerti betul bahwa setiap kemajuan dan setiap kebahagiaan pasti dicapai dengan pengorbanan dan perjuangan, maka kalau ada suatu usaha yang berhasil pasti di balik ada yang berjuang dan berkorban. Itulah motto hidup yang aku pegang, sebagai ibu rumah tangga dan sebagai perempuan.
Namaku Kamnah, aku seorang ibu rumah tangga. Sebagaimana ibu-ibu lainnya (umumnya) mengerjakan pekerjaan domestik, rumah tangga, melayani keluarga dan membimbing serta mendidik anak agar menjadi anak yang sholih, bakti kepada orang tua dan masyarakat.
Selain pekerjaan rumah tangga, aku juga mempunyai kesibukan yang lain lho, yaitu membuka usaha kecil membuat keripik talas (Suroloyo) dan jahe alang-alang instan. Itu untuk mengisi waktu luangku, mengingat putraku sudah besar (Kelas I Sekolah Madrasah) dan belum punya rencana untuk menambah momongan.
Aku terdorong membuka usaha kecil karena seiring berjalannya waktu kebutuhan finansial keluargaku bertambah karena kebutuhan pokok hiduup sehari-hari harganya melonjak, sedang penghasilan suamiku tidak mengimbangi lonjakan harga bahan pokok, sehingga keluargaku butuh dana tambahan. Selain itu mengingat suamiku hanya seorang buruh bangunan yang kadang kerja, kadang tidak sedangkan kebutuhan keluarga harus dipenuhi. Aku ingin dan harus punya tabungan untuk masa depan kami, mengingat keluargaku masih numpang sama orang tua. Aku harus pintar-pintar mengelola keuangan yang serba pas-pasan dan kadang juga kurang.
Melihat kondisi keluargaku yang seperti itu, hatiku miris, aku ngeri, bagaimana nanti masa depan putraku, mampukah aku meluluskan keinginannya untuk menjadi seorang arsitek? Itulah PR besar bagi diriku. Aku sadar dan aku punya itikad (tekad bulat) untuk mengembangkan usahaku dengan harapan aku dapat meluluskan keinginan putraku. Aku ingin menjadi seorang wirausahawan yang sukses dan mapan, punya rumah yang indah dikelilingi kebun buah dan tanaman rempah-rempah, mempunyai armada untuk mengangkut barang hasil produksi kepada pelanggan, mempunyai rekan/ relasi yang amanah, merubah nasib suami dari buruh menjadi rekan bisnis, mempunyai rumah produksi yang besar (memenuhi standar) dan memberdayakan perempuan-perempuan pedesaan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga mereka tidak perlu lagi pergi ke luar negeri menjadi TKW untuk mendapatkan uang. Harapanku juga bisa membahagiakan kedua orang tuaku, mempunyai sawah dan kebun yang luas, punya deposito untuk menunaikan ibadah haji, sebagian dari hasil usahaku aku bagikan kepada fakir miskin yang ada di lingkungan sekitarku yang membutuhkan untuk membersihkan hartaku.
Alangkah indahnya jika hidup ini bisa memberi manfaat, meski kecil kepada orang lain.


Kamnah
Kalisalak-Limpung-Batang


Surat 5

Salam hangat dari kampung

Keinginan dan impian seorang ibu rumah tangga yang belum dikaruniai seorang buah hati, dan masih juga dibilang pengantin baru, karena usia pernikahanku baru 1 tahun. Aku selalu bermimpi dan terus bermimpi kalau suatu saat aku dan suamiku akan menjadi orang yang sangat-sangat sukses karena aku sangat yakin kalau tahun ini akan lebih baik daripada tahun lalu.
Kami (aku dan suamiku) ingin usaha kami lebih maju dan berkembang bukan hanya di dusunku sendiri. Suamiku punya bengkel elektronik. Dia sangat ahli dalam memperbaiki barang-barang elektronik seperti: TV, kulkas, mesin cuci, kipas angin, setrika, rice cooker, dll. Namun adanya faktor penghambat yaitu letak dan kondisi desa kami yang terpencil atau kurang strategis sehingga berakibat kurangnya pelanggan.
Aku juga selalu bermimpi, kalau  aku bukanlah hanya bisa menjadi seorang ibu rumah tangga yang tiap hari kerjanya cuma masak, nyuci, menyetrika dan bersih-bersih rumah saja. Aku ingin bermimpi mulai 2011 ini aku bisa menjadi perempuan pengusaha yang sukses di dusunku. Aku ingin punya toko elektronik yang letaknya strategis, misalnya di Limpung.
Sehingga di antara aku dan suamiku bisa saling bekerja dan menjadi orang yang sangat sukses. Sehingga harapanku bisa beli mobil dan akan kusopiri sendiri sehingga aku bisa mengikuti kegiatan di tingkat desa tanpa harus berjalan kaki dan tidak lupa pula aku ajak 6 orang dari kelompok di dusunku biar ikut kegiatan responsif gender tanpa harus jalan kaki. Oh, iya...ya...udah dulu ah, moga impianku ini bisa benar-benar cepat tercapai. Amin...


Eti Setio Wati
Kalisalak-Limpung-Batang


Surat ke 6

Assalamualaikum WrWb
Nama saya Mariah dari dukuh Gumingsir desa Kalisalak.
Impian saya ingin menjadi orang yang sukses dalam segala bidang seperti ingin menjadi pengusaha konveksi, menjadi pedagang. Tapi apa boleh buat orang kecil seperti saya cuma bisa bermimpi saja. Terkadang saya berpikir bagaimana caranya agar mimpi-mimpi saya dapat terwujud. Sebenarnya mimpi saya ini banyak dulu saya waktu masih remaja ingin menjadi orang yang pinter karena saya ingin menjadi guru. Tetapi mau gimana saya cuma lulus SD. Sebenarnya kalau dulu ada biaya saya mau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Yah, sekarang sudah terlanjur tidak bisa menjadi guru. Tapi dalam hati kecil saya, saya harus mewujudkan salah satu impian saya.
Saya dulu juga sudah pernah mencoba dagang kecil-kecilan, tetapi kekurangan modal. Jadi usaha itu tersendat-sendat. Seandainya saya bisa usaha lagi dan ada dana yang cukup, saya akan berusaha mewujudkan impian saya.
Saya juga ingin melihat anak-anak saya menjadi orang yang berpendidikan lebih tinggi dari saya. Saya juga punya impian memperbaiki rumah saya. Semoga salah satu dari impian saya bisa terwujud. Maaf kalau impian saya terlalu tinggi.
Cukup sekian dan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.


Mariah
Kalisalak-Limpung-Batang

Surat 7
Impian seorang perempuan kampung

Saya Uut Sri Astuti, umur 32 tahun, ibu dari 3 orang anak, 2 putri, 1 putra. Saya bertempat tinggal di dusun Lengkong RT 01 RW 06 desa Randurejo (2 km dari balai desa Randurejo) kec. Pulokulon kab. Grobogan.
Saya tinggal di desa jauh dari perkotaan. Jarak dari desa ke kecamatan 14 km. Jarak dari desa ke kota kabupaten 35 km. Jalan menuju dusun dan desa serta menuju ke luar desa sangat memprihatinkan karena rusak berat apalagi di musim penghujan pasti tidak dapat dilalui kendaraan roda 4. Itu sedikit gambaran kondisi jalan Randurejo.
Karena desa kami jauh dari perkotaan, mutu pendidikan menjadi rendah. Pernah saya menemukan seorang anak sudah lulus SD tidak bisa mengenal huruf abjad “a” sampai “z” dengan baik.
Untuk itu saya punya impian untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih. Dengan cara mendirikan sekolah TK. DHARMA WANITA-3 Randurejo.
Tetapi tidak semudah yang saya bayangkan. Karena keterbatasan fasilitas (gedung sekolah TK), meja, kursi, APE (Alat Permainan Edukatif) dan mainan luar (ayunan) yang kondisinya memprihatinkan, tidak seperti yang dimiliki sekolah TK di luar desa kami. Dan pemerintah desapun kepeduliannya masih kurang dikarenakan penghasilan desa/ kas desa minim. Kalaupun diperhatikan hanya sebatas upah yang tak sebanding yaitu ¼ hektar sawah (bengkok) tanah kas desa, ketika dijual per tahun hanya mendapat Rp. 400.000,-. Upah yang sangat tidak sebanding dengan pekerjaan saya, tetapi saya TIDAK PATAH SEMANGAT untuk memotivasi anak-anak untuk terus belajar.
Saya berharap ada yang peduli nasib saya dan anak-anak didik saya dan mencarikan solusinya supaya anak-anak ini belajar dengan nyaman, menyenangkan dan memiliki minat yang tinggi untuk sekolah.
Semoga yang membaca kisah ini tergerak hatinya untuk membantu mencarikan jalan keluar dari apa yang dialami oleh Sekolah TK. DHARMA WANITA 3 RANDUREJO
SEKIAN, TERIMA KASIH.


Uut Sri Astuti
Pengajar TK di Randurejo



Surat 8
Saya ingin menjadi orang yang punya usaha sendiri, punya kesibukan yang bisa menghasilkan uang untuk menopang perekonomian keluarga. Saya ingin bisa memenuhi kebutuhan pribadi saya sendiri, membiayai sekolah anak ke jenjang setingi-tingginya.
Saya merasa belum dapat membahagiakan kedua orang tua, saya ingin bisa mewujudkannya. Sukses.


NN di desa Kendel Kemusu Boyolali


Demikian  surat yang berhasil dikumpulkan oleh pendamping berdasarkan isi/ide dan kejelasan maksud penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar