Impian-impian
Perempuan
Eunike Widhi Wardhani
Tulisan
merupakan salah satu sarana pengembangan masyarakat. Tulisan mempunyai daya
yang mampu menumbuhkan motivasi untuk melakukan perubahan.
Tulisan dapat menjadi alat
perjuangan, penyebarluasan informasi dan kampanye persuasi sebuah gerakan.
Melalui tulisan berupa surat-surat, Kartini menyampaikan isi hatinya sebagai
seorang perempuan yang mengalami ketertindasan hak untuk menentukan nasibnya
sendiri. Kartini juga memperjuangkan nasib perempuan Indonesia untuk memperoleh
pendidikan sebagaimana laki-laki.
Kartini melakukan sebuah
gerakan berawal dari goresan penanya menjadi surat-surat yang ia kirimkan
kepada Rosa JH
Abendanon, salah seorang sahabat pena Kartini, istri dari seorang
menteri Kebudayaan, Agama, dan Industri Hindia Belanda (Wikipedia dan Pustakaloka Kompas, Sabtu, 19 April 23/
http://64.203.71.11/kompas-cetak/0304/19/pustaka/263526.htm).
Walaupun tak lama kemudian Kartini wafat dalam usia yang masih muda, namun daya tulisan-tulisannya tersebut tetap hidup dan membawa pengaruh besar pada bangsa Indonesia hingga sekarang. Surat-surat yang dikumpulkan menjadi sebuah buku itulah yang kemudian berbicara banyak tentang impian dan harapan perempuan serta bagaimana mewujudkannya.
Walaupun tak lama kemudian Kartini wafat dalam usia yang masih muda, namun daya tulisan-tulisannya tersebut tetap hidup dan membawa pengaruh besar pada bangsa Indonesia hingga sekarang. Surat-surat yang dikumpulkan menjadi sebuah buku itulah yang kemudian berbicara banyak tentang impian dan harapan perempuan serta bagaimana mewujudkannya.
Isi hati Kartini ternyata
mewakili isi hati banyak perempuan di negeri ini dan membuka kesadaran dunia
tentang kondisi yang ingin diubah. Sehingga impian itupun terwujud dengan
dukungan banyak pihak. Andai Kartini yang begitu cerdas, tidak menuliskan
pemikirannya dan menyampaikan kepada orang lain, mungkin impian akan perubahan
hanya impian kosong dan tidak pernah terwujud.
Di perdesaan, ternyata banyak “Kartini-Kartini” lain yang memiliki semangat melakukan perubahan, memperbaiki harkat kehidupan masyarakat. Ada Garwati dari Randurejo Pulokulon Grobogan, Musyarofah dari Kalisalak-Limpung-Batang, Uut Sri Astuti dari Randurejo Pulokulon Grobogan dan masih banyak lagi.
Di perdesaan, ternyata banyak “Kartini-Kartini” lain yang memiliki semangat melakukan perubahan, memperbaiki harkat kehidupan masyarakat. Ada Garwati dari Randurejo Pulokulon Grobogan, Musyarofah dari Kalisalak-Limpung-Batang, Uut Sri Astuti dari Randurejo Pulokulon Grobogan dan masih banyak lagi.
Mereka juga menuangkan isi hati dan impiannya ke
dalam tulisan yang perlu mendapat perhatian banyak pihak untuk mendukungnya. Beberapa
tulisan ibu-ibu dari desa yang disajikan kali ini mewakili
harapan, mimpi dan semangat tak hanya kaum perempuan tetapi mimpi masyarakat di
desa-desa tersebut untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Tulisan-tulisan ini diperoleh
dari surat perempuan pada kegiatan pengorganisasian dan pendampingan kelompok
perempuan dipandu oleh kawan Ruby dan Yoyok dari AMAN Jakarta yang diundang Trukajaya untuk berbagi pengalaman dan strategi pengorganisasian kelompok perempuan desa-desa Kendel kecamatan Kemusu Kab. Boyolali, Lembu kec. Bancak
kab. Semarang, Randurejo kec. Pulokulon kab. Grobogan, Kalisalak kecamatan
Limpung dan desa Sodong kecamatan Wonotunggal kabupaten Batang.
Surat 1.
Salam sehat dari
Kampung
As Al Wrwb
Aku adalah seorang
perempuan dari sebuah kampung nun jauh di kawasan Grobogan Purwodadi. Aku
merasa senang dan bahagia bisa diberi kesempatan belajar oleh teman-teman.
Memang setiap kali belajar bersama aku capek dan mengantuk apalagi kalau harus
menempuh perjalanan jauh ke luar desaku, tetapi aku tetap bertahan di tempat belajar/pelatihan
karena aku tidak mau ketinggalan sesi-sesi yang menurutku banyak sekali
manfaatnya, untuk nanti kubawa pulang dan kusampaikan kepada teman-teman di
kampung.
Bagaimanapun
ibu-ibu di kampung berhak untuk hidup cerdas, terampil dan menjadi perempuan
yang mandiri lahir maupun batin. Ya kan?
Kadangkala dalam
kehidupan ini, apa yang kita lakukan punya tujuan yang baik, tetapi penilaian
dari masyarakat/warga itu bermacam-macam. Ada yang menanggapi dengan baik,
tetapi tidak sedikit yang memandang sebelah mata. Tapi aku tidak putus asa. Aku
selalu berusaha semampuku untuk mencapai impian yang selama ini banyak yang
belum jadi kenyataan. Salah satu impianku, di antaranya supaya Randurejo
memiliki sarana transportasi (jalan) yang layak seperti warga negara Indonesia
yang lainnya.
Semoga siapapun
yang membaca goresan tintaku ini bisa memahami apa yang kurasakan. Dan aku
minta maaf apabila kata-kataku tidak berkenan di hati karena aku cuma manusia
biasa yang tak luput dari salah dan khilaf.
Sekian. Terima
kasih.
Wal Slm Wr.wb
Salatiga, 30
Maret 2011
Garwati
Randurejo-Pulokulon-Grobogan
Surat 2
Aku adalah seorang ibu
rumah tangga yang bersuamikan seorang buruh. Di mana seorang buruh
sering dianggap orang berekonomi rendah. Tetapi kami punya harapan tinggi
terhadap pendidikan anak-anak kami. Sebenarnya anak-anak di desa banyak yang
berotak cerdas, tetapi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sangat
terbatas oleh biaya. Kesanku selama ini perguruan tinggi banyak didirikan di kota-kota
besar, seakan-akan hanya untuk orang-orang kota dan orang-orang yang berkelas
mewah.
Untuk itu melalui
perkumpulan di responsif gender ini saya berharap bisa menyalurkan kepada pihak
yang bersangkutan dan bertanggung jawab atas pendidikan anak Indonesia.
Alangkah senang dan bersyukurnya kami, jika pemerintah mau membangun perguruan
tinggi di desa kami, agar anak-anak desa kami bisa mengenyam pendidikan yang
lebih tinggi dan mencapai cita-cita yang tinggi tanpa keluar desa, sehingga di
desa Kalisalak ini akan lahir orang-orang yang punya titel dan bisa membangun
desa Kalisalak ini menjadi desa yang punya wawasan pendidikan yang luas
sehingga pernikahan usia dini dapat dihindari.
Dengan adanya perguruan
tinggi di desa Kalisalak juga bisa menunjang ekonomi masyarakat Kalisalak.
Mereka bisa berdagang menyediakan kebutuhan para pelajar.
“Seandainya hal ini
bukan sekedar mimpi, akankah bisa tercapai, kapankah itu? Semoga mimpi ini akan
menjadi nyata”.
Musyarofah
Kalisalak-Limpung-Batang
Surat 3
Seandainya saya
menjadi seorang pejabat negara yang serendah-rendahnya seorang bupati, yang
akan saya lakukan adalah menyejahterakan rakyat terutama rakyat miskin.
Saya akan
memberikan perintah kepada pegawai saya untuk mendata seluruh kelurahan, berapa
jumlah rakyat yang miskin dan yang tidak punya penghasilan tetap dan jumlah
anak yang putus sekolah. Saya akan memberikan bantuan kepada petani berupa
ternak, alat-alat pertanian dan industri kecil. Akan saya buatkan bendungan
untuk pengairan sawah-sawah petani biar lebih makmur dan sejahtera. Saya akan memberikan
penyuluhan-penyuluhan serta pelatihann keterampilan-keterampilan kepada yang
putus sekolah. Akan saya bantu perbaikan sarana peribadatan, gedung
sekolah-sekolah dan rumah-rumah rakyat miskin. Setiap bulan akan saya berikan
BLT, bantuan beras untuk fakir miskin dan anak-anak yatim. Saya akan
memerintahkan bagian sarana dan prasarana untuk melakukan perbaikan jalan-jalan
yang sudah rusak, jembatan-jembatan serta memberikan bantuan penerangan listrik
di setiap jalan raya.
Bagi pengamen
jalanan dan anak-anak terlantar akan saya beri pekerjaan serta keterampilan
khusus, sesuai kemampuan. PNS akan
saya berikan kesejahteraan berupa gaji tambahan dan uang lauk pauk. Demi untuk
kesehatan semua masyarakat, saya sediakan setiap bulan pemeriksaan yang akan ditangani
oleh dokter dan bidan serta pembantu lainnya. Petugas kesehatan harus memberikan
penyuluhan kesehatan dan kebersihan lingkungan. Untuk para balita setiap bulan diadakan
posyandu, dan di sana diberikan obat bagi yang sakit secara cuma-cuma.
Di setiap
kelurahan akan saya berikan 1 mobil ambulans dan tempat khusus untuk berobat. Orang-orang
cacat akan saya beri bantuan keterampilan oleh tenaga pendidik khusus, agar
kekal bisa mandiri. Untuk keamanan warga masyarakat di setiap kelurahan akan
saya berikan dua satuan keamanan polisi. Biar bisa menggerakkan warga
masyarakat untuk menjaga keamanan desanya.
Andai semua itu
bukan mimpi, kapankah akan jadi kenyataan? Terus dari mana saya harus mendapatkan
uang yang sebanyak itu? KORUPSI???
Rofiati
Kalisalak-Limpung-Batang
Surat 4
Kita harus
menyadari dan mengerti betul bahwa setiap kemajuan dan setiap kebahagiaan pasti
dicapai dengan pengorbanan dan perjuangan, maka kalau ada suatu usaha yang berhasil
pasti di balik ada yang berjuang dan berkorban. Itulah motto hidup yang aku
pegang, sebagai ibu rumah tangga dan sebagai perempuan.
Namaku Kamnah,
aku seorang ibu rumah tangga. Sebagaimana ibu-ibu lainnya (umumnya) mengerjakan
pekerjaan domestik, rumah tangga, melayani keluarga dan membimbing serta
mendidik anak agar menjadi anak yang sholih, bakti kepada orang tua dan
masyarakat.
Selain pekerjaan
rumah tangga, aku juga mempunyai kesibukan yang lain lho, yaitu membuka usaha
kecil membuat keripik talas (Suroloyo) dan jahe alang-alang instan. Itu untuk
mengisi waktu luangku, mengingat putraku sudah besar (Kelas I Sekolah Madrasah)
dan belum punya rencana untuk menambah momongan.
Aku terdorong
membuka usaha kecil karena seiring berjalannya waktu kebutuhan finansial
keluargaku bertambah karena kebutuhan pokok hiduup sehari-hari harganya
melonjak, sedang penghasilan suamiku tidak mengimbangi lonjakan harga bahan
pokok, sehingga keluargaku butuh dana tambahan. Selain itu mengingat suamiku hanya
seorang buruh bangunan yang kadang kerja, kadang tidak sedangkan kebutuhan
keluarga harus dipenuhi. Aku ingin dan harus punya tabungan untuk masa depan
kami, mengingat keluargaku masih numpang sama orang tua. Aku harus
pintar-pintar mengelola keuangan yang serba pas-pasan dan kadang juga kurang.
Melihat kondisi
keluargaku yang seperti itu, hatiku miris, aku ngeri, bagaimana nanti masa
depan putraku, mampukah aku meluluskan keinginannya untuk menjadi seorang
arsitek? Itulah PR besar bagi diriku. Aku sadar dan aku punya itikad (tekad
bulat) untuk mengembangkan usahaku dengan harapan aku dapat meluluskan
keinginan putraku. Aku ingin menjadi seorang wirausahawan yang sukses dan
mapan, punya rumah yang indah dikelilingi kebun buah dan tanaman rempah-rempah,
mempunyai armada untuk mengangkut barang hasil produksi kepada pelanggan, mempunyai
rekan/ relasi yang amanah, merubah nasib suami dari buruh menjadi rekan bisnis,
mempunyai rumah produksi yang besar (memenuhi standar) dan memberdayakan
perempuan-perempuan pedesaan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga
mereka tidak perlu lagi pergi ke luar negeri menjadi TKW untuk mendapatkan
uang. Harapanku juga bisa membahagiakan kedua orang tuaku, mempunyai sawah dan
kebun yang luas, punya deposito untuk menunaikan ibadah haji, sebagian dari
hasil usahaku aku bagikan kepada fakir miskin yang ada di lingkungan sekitarku
yang membutuhkan untuk membersihkan hartaku.
Alangkah indahnya
jika hidup ini bisa memberi manfaat, meski kecil kepada orang lain.
Kamnah
Kalisalak-Limpung-Batang
Surat 5
Salam hangat dari kampung
Keinginan dan impian seorang
ibu rumah tangga yang belum dikaruniai seorang buah hati, dan masih juga
dibilang pengantin baru, karena usia pernikahanku baru 1 tahun. Aku selalu bermimpi
dan terus bermimpi kalau suatu saat aku dan suamiku akan menjadi orang yang
sangat-sangat sukses karena aku sangat yakin kalau tahun ini akan lebih baik
daripada tahun lalu.
Kami (aku dan suamiku) ingin
usaha kami lebih maju dan berkembang bukan hanya di dusunku sendiri. Suamiku
punya bengkel elektronik. Dia sangat ahli dalam memperbaiki barang-barang
elektronik seperti: TV, kulkas, mesin cuci, kipas angin, setrika, rice cooker, dll. Namun adanya faktor
penghambat yaitu letak dan kondisi desa kami yang terpencil atau kurang
strategis sehingga berakibat kurangnya pelanggan.
Aku juga selalu bermimpi,
kalau aku bukanlah hanya bisa menjadi
seorang ibu rumah tangga yang tiap hari kerjanya cuma masak, nyuci, menyetrika
dan bersih-bersih rumah saja. Aku ingin bermimpi mulai 2011 ini aku bisa
menjadi perempuan pengusaha yang sukses di dusunku. Aku ingin punya toko
elektronik yang letaknya strategis, misalnya di Limpung.
Sehingga di antara aku dan
suamiku bisa saling bekerja dan menjadi orang yang sangat sukses. Sehingga
harapanku bisa beli mobil dan akan kusopiri sendiri sehingga aku bisa mengikuti
kegiatan di tingkat desa tanpa harus berjalan kaki dan tidak lupa pula aku ajak
6 orang dari kelompok di dusunku biar ikut kegiatan responsif gender tanpa
harus jalan kaki. Oh, iya...ya...udah dulu ah, moga impianku ini bisa
benar-benar cepat tercapai. Amin...
Eti Setio Wati
Kalisalak-Limpung-Batang
Surat ke 6
Assalamualaikum
WrWb
Nama saya Mariah
dari dukuh Gumingsir desa Kalisalak.
Impian saya ingin
menjadi orang yang sukses dalam segala bidang seperti ingin menjadi pengusaha
konveksi, menjadi pedagang. Tapi apa boleh buat orang kecil seperti saya cuma
bisa bermimpi saja. Terkadang saya berpikir bagaimana caranya agar mimpi-mimpi
saya dapat terwujud. Sebenarnya mimpi saya ini banyak dulu saya waktu masih
remaja ingin menjadi orang yang pinter karena saya ingin menjadi guru. Tetapi
mau gimana saya cuma lulus SD. Sebenarnya kalau dulu ada biaya saya mau
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Yah, sekarang sudah
terlanjur tidak bisa menjadi guru. Tapi dalam hati kecil saya, saya harus
mewujudkan salah satu impian saya.
Saya dulu juga
sudah pernah mencoba dagang kecil-kecilan, tetapi kekurangan modal. Jadi usaha
itu tersendat-sendat. Seandainya saya bisa usaha lagi dan ada dana yang cukup,
saya akan berusaha mewujudkan impian saya.
Saya juga ingin
melihat anak-anak saya menjadi orang yang berpendidikan lebih tinggi dari saya.
Saya juga punya impian memperbaiki rumah saya. Semoga salah satu dari impian
saya bisa terwujud. Maaf kalau impian saya terlalu tinggi.
Cukup sekian dan
terima kasih.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Mariah
Kalisalak-Limpung-Batang
Surat 7
Impian seorang perempuan kampung
Saya Uut Sri
Astuti, umur 32 tahun, ibu dari 3 orang anak, 2 putri, 1 putra. Saya bertempat
tinggal di dusun Lengkong RT 01 RW 06 desa Randurejo (2 km dari balai desa
Randurejo) kec. Pulokulon kab. Grobogan.
Saya tinggal di
desa jauh dari perkotaan. Jarak dari desa ke kecamatan 14 km. Jarak dari desa
ke kota kabupaten 35 km. Jalan menuju dusun dan desa serta menuju ke luar desa sangat
memprihatinkan karena rusak berat apalagi di musim penghujan pasti tidak dapat
dilalui kendaraan roda 4. Itu sedikit gambaran kondisi jalan Randurejo.
Karena desa kami
jauh dari perkotaan, mutu pendidikan menjadi rendah. Pernah saya menemukan
seorang anak sudah lulus SD tidak bisa mengenal huruf abjad “a” sampai “z”
dengan baik.
Untuk itu saya
punya impian untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih. Dengan cara
mendirikan sekolah TK. DHARMA WANITA-3 Randurejo.
Tetapi tidak
semudah yang saya bayangkan. Karena keterbatasan fasilitas (gedung sekolah TK),
meja, kursi, APE (Alat Permainan Edukatif) dan mainan luar (ayunan) yang
kondisinya memprihatinkan, tidak seperti yang dimiliki sekolah TK di luar desa
kami. Dan pemerintah desapun kepeduliannya masih kurang dikarenakan penghasilan
desa/ kas desa minim. Kalaupun diperhatikan hanya sebatas upah yang tak
sebanding yaitu ¼ hektar sawah (bengkok) tanah kas desa, ketika dijual per
tahun hanya mendapat Rp. 400.000,-. Upah yang sangat tidak sebanding dengan
pekerjaan saya, tetapi saya TIDAK PATAH SEMANGAT untuk memotivasi anak-anak untuk
terus belajar.
Saya berharap ada
yang peduli nasib saya dan anak-anak didik saya dan mencarikan solusinya supaya
anak-anak ini belajar dengan nyaman, menyenangkan dan memiliki minat yang
tinggi untuk sekolah.
Semoga yang
membaca kisah ini tergerak hatinya untuk membantu mencarikan jalan keluar dari
apa yang dialami oleh Sekolah TK. DHARMA WANITA 3 RANDUREJO
SEKIAN, TERIMA
KASIH.
Uut Sri Astuti
Pengajar TK di Randurejo
Surat 8
Saya ingin menjadi orang yang punya usaha sendiri, punya
kesibukan yang bisa menghasilkan uang untuk menopang perekonomian keluarga.
Saya ingin bisa memenuhi kebutuhan pribadi saya sendiri, membiayai sekolah anak
ke jenjang setingi-tingginya.
Saya merasa belum dapat membahagiakan kedua orang tua,
saya ingin bisa mewujudkannya. Sukses.
NN di desa Kendel
Kemusu Boyolali
Demikian
surat yang berhasil dikumpulkan oleh pendamping berdasarkan isi/ide dan
kejelasan maksud penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar