Oleh
karena pembelajaran pertama banyak teman-teman staf yang tidak dapat
mengikutinya oleh karena berbagai kegiatan yang padat, kemudian libur
Natal-Tahun Baru, PUSPAPARI menginisiasi pembelajaran elektrolisa air
berikutnya untuk teman-teman seluruh staf dan pengurus Trukajaya.
Sehari setelah pembelajaran di PSM,
staf PUSPAPARI segera menyiapkan seluruh peralatan dan bahan yang dibutuhkan
pada praktek elektrolisa air untuk 20 peserta. Alat dan bahan tidak dapat tersedia
secara 100% persis dengan yang digunakan di PSM. Kendalanya adalah memperoleh kawat yang
berkualitas tinggi dan adaptor yang baik. Tetapi secara prinsip, semuanya
tersedia lengkap.
Kegiatan terlaksana
tanggal 18 Januari 2016 di kantor Trukajaya dari jam 9.00 s/d jam 16.00. Kegiatan
ini diikuti oleh 20 peserta (staf dan pengurus Trukajaya). Materi yang
disampaikan sama dengan materi di PSM, bedanya adalah ketika di PSM peserta
menerima materi langsung dari sang ahli dan timnya, sedangkan di Trukajaya
peserta menerima materi dari peserta yang mengikuti di PSM.
Kegiatan diawali dengan sharing hasil
dari pembelajaran 4 peserta di PSM yang berupa teori dan diskusi selama 1 ½ jam
dilanjutkan dengan Tanya jawab selama ½ jam. Pada jam 11 dimulai praktek pembuatan
instalasi elektrolisa air untuk masing-masing orang. Kegiatan tersebut
membutuhkan waktu cukup lama, karena hanya ada 1 bor sehingga peserta harus
antre menggunakannya. Sampai setelah istirahat siang baru dimulai elektrolisa
beberapa jenis air : air hujan mentah, air hujan rebus, air langganan, air
PUSPAPARI.
Pengamatan setelah 1 jam dilakukan
oleh masing-masing peserta meliputi tinggi permukaan air, TDS dan pHnya. Secara
umum pH berbagai jenis air mengalami kenaikan dari sekitar 6,5 menjadi di atas
7,5. Adapun TDS-nya tidak semua mengalami penurunan. Terjadi perubahan warna
air menjadi kekuning-kuningan pada hampir semua jenis air. Air langganan
menunjukkan warna kuning pekat, sedangkan air hujan kuningnya tidak pekat. Hal
itu terjadi karena karena kawat stainless yang tersedia tidak cukup baik.
Beberapa hari setelah peserta membawa
pulang instalasi tersebut ke rumah masing-masing, PUSPAPARI menyarankan untuk
mengganti kawat stainless dengan sendok atau garpu atau alat memasak lainnya yang
berbahan stainless berkualitas tinggi untuk meneruskan proses elektrolisa di
rumah masing-masing.
Beberapa poin penting untuk
diperhatikan adalah :
1. Secara
prinsip, metode elektrolisa atau ionisasi air sudah dikuasai oleh staf
Trukajaya. Tinggal bagaimana mengembangkannya agar bermanfaat bagi komunitas
2. Ini masih
musim hujan, PUSPAPARI mengajak semua pihak (terutama yang sudah membuktikan
manfaat air hujan setrum) untuk mulai memanen dan menabung air hujan di rumah
masing-masing.
3. Kadang-kadang
kita ragu mengkonsumsi air hujan, terlebih kalau itu air hujan dari talang
rumah, karena khawatir tercemar berbagai kotoran hewan di genteng. Untuk itu
kita dapat meminimalkan risiko dengan menampung air hujan setelah 10 menit
hujan deras turun, jadi hujan deras awal
kita biarkan untuk mencuci genteng rumah kita, baru kemudian kita tampung. Alternatif
lain adalah dengan merebusnya terlebih dahulu untuk mematikan kuman-kuman yang
mungkin berasal dari genteng. Tunggu hingga air menjadi dingin kemudian
dilakukan elektrolisa. TDS meter dan pH meter akan error jika digunakan untuk
mengukur air panas atau air es, jadi harus kondisi dingin biasa.
4. Dapat juga
kita menampung air hujan yang langsung dari langit, tidak melalui talang atau
genteng. Jika kita berhasil mengumpulkan air hujan langsung dari langit, maka
tidak perlu dilakukan perebusan, langsung dielektrolisa saja.
Rencana
Tindak Lanjut
Pembelajaran
elektrolisa air ini merupakan pengetahuan penting bagi pendamping masyarakat
desa, terlebih menghadapi industrialisasi dan komersialisasi air yang sudah
merambah desa-desa dan gunung-gunung. Masyarakat desa semakin terpinggirkan
haknya untuk memperoleh air. Bukan saja air irigasi untuk pertanian mereka
tetapi lama-kelamaan hak mereka untuk mendapatkan air layak minum pun tergusur.
Air
itu berkat dari Tuhan. Persepsi kita terhadap air hujan itu yang perlu
diperbarui sekarang. Air tanah itu untuk kehidupan makhluk hidup lain : ikan,
binatang air lainnya. Air tanah juga berfungsi untuk mempertahankan suhu bumi
dan magma agar tetap stabil. Di sisi lain, air tanah sudah tercemar semua,
justru perlu dilakukan upaya mengatasi pencemarannya. Kita akan mengangkat
martabat manusia dengan cara mengkonsumsi air hujan. Air hujan
adalah hasil penyulingan oleh alam, jadi jelas murni, bersih dan sehat untuk
manusia.
Training
day/date: Senin, 18 Januari 2016
Venue of Training: PUSPAPARI
Eunike Widhi Wardhani
PUSAT PENGEMBANGAN PANGAN DAN ENERGI
Di bawah manajemen Unit Produktif Trukajaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar