Catatan pribadiku
Pengalaman berkesan
pada kehamilan ke dua
Ingin berbagi cerita tentang kehamilanku yang ke dua ini.
Dua tahun yang lalu (2010), aku merencanakan hamil tapi belum
berhasil. Mungkin pengaruh beban pikiran, karena waktu itu aku masih jadi
manajer program. Tahun ini malah berkat Tuhan, aku hamil lagi. Ya udah,
bersyukurlah aku, mumpung belum 40 tahun, meskipun hampir. He..he..
Pengalaman hamil sekarang sedikit berbeda dengan yang dulu.
Hamil pertama dulu aku cukup kuat, kerja lapang ke desa-desa, sampai
Kedungombo, naik motor tiap hari sampai nginap di Karanggede semua berjalan
enteng-enteng saja. Tapi hamil kali ini, sejak usia 12 minggu, badan ini
rasanya lemas terus dan sempat disuruh dokter Adi untuk bedrest 1 minggu dan
diberi obat penguat rahim. Kata dokter itu, ada rupture di rahimku (semacam
keretakan yang cukup riskan, sehingga harus tiduran terus seminggu). Segala
urusan rumah tangga dilakukan suamiku mulai dari cuci piring, masak, cuci baju,
sampai menyiapkan keperluan anak pertama kami untuk sekolah. Setelah mas
bedrest itu usai, aku priksa lagi, hasilnya puji Tuhan rahimku mulai kuat.
Di usia kehamilan 16 minggu muncul juga acara mual dan
muntah. Kalau ini sama dengan hamil pertama dulu. Bedanya sekarang aku malas makan,
jadi mual muntahnya lebih parah dibanding hamil yang dulu. Sampai usia 20
minggu, terakhir aku pernah mengalami heart burn sampai muntah waktu antar
suamiku priksa ke dokter karena asmanya kambuh. Jadi sebenarnya suamiku yang
sakit, tapi janin di kandunganku juga ikut merasakan, begitu kale…ya…
Sekarang di usia kehamilan 27 minggu, perutku terlihat
semakin buncit. Ukuran perutku sekarang lebih besar, membesarnya ke atas dan
bentuknya membulat. Sedangkan hamil pertama dulu lebih kecil dan membesarnya ke
bawah (agak menggantung). Aku tidak mau mengait-ngaitkan itu dengan prediksi
jenis kelamin bayiku. Lagipula waktu periksa bulan Juli lalu, kebetulan aku
lupa menanyakan kepada dokter tentang jenis kelamin bocah ini. Ah, biarlah…santai
saja…cowok atau cewek, matur nuwun saja.
Kalau perkiraan lahir nanti, kata dokter 5 Nopember 2012.
Tapi feelingku kayaknya kok maju ya. Karena sekarang saja kurasa perutku sudah
besar. Kalau masih nunggu sampai 3 bulan lagi, apa nggak lebih besar banget
nanti. Padahal konsumsi makanku pada hamil ini lebih sedikit dibanding yang
dulu. Kadang malas makan, jarang makan 3 kali sehari. Kalau hamil pertama dulu,
makan pasti 3 kali sehari, masih ditambah susu dan vitamin. Tapi biarlah, sekarang
yang penting aku siap-siap. Kadang ada rasa bersalah juga, karena aku lebih
santai sekarang, konsumsi makan dan vitamin aku tidak setertib dulu. “Moga kamu
sehat ya nak…”
Tapi aku senang kehamilanku sekarang membuat suamiku lebih
rajin mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Mungkin karena sudah latihan waktu
aku bedrest dulu, maka sampai sekarang dia juga terbiasa cuci piring, cuci baju
dan bersih-bersih rumah. Aku jadi agak santai dan bisa istirahat.
Gerakan janinku baru kurasakan pertama pada usia 20 minggu.
Padahal aku sudah menunggu-nunggu sejak usia 16 minggu, seperti pengalaman bumil
lainnya pada kehamilan bukan pertama, katanya terasa lebih awal. Tapi ternyata
itu tidak berlaku bagiku. Dari awalnya cuma gerakan halus, pada usia 26-27
minggu (sekarang ini) semakin terasa sebagai menjadi tendangan keras. Tendangan
Si Madun…he..he…
Di tengah keasyikan menikmati kehamilanku ini, ada juga pengalaman sedih yaitu pada awal Juli lalu saat suamiku masuk rumah sakit dan opname karena serangan sesak napas. Bocah dalam kandunganku ini terpaksa ikut nunggui bapaknya opname di RS selama 5 hari, tapi gantian dengan ibu mertua. Puji Tuhan, bocah ini kuat dan baik-baik saja. Tiap hari kurasakan gerakannya meskipun masih halus.
Di tengah keasyikan menikmati kehamilanku ini, ada juga pengalaman sedih yaitu pada awal Juli lalu saat suamiku masuk rumah sakit dan opname karena serangan sesak napas. Bocah dalam kandunganku ini terpaksa ikut nunggui bapaknya opname di RS selama 5 hari, tapi gantian dengan ibu mertua. Puji Tuhan, bocah ini kuat dan baik-baik saja. Tiap hari kurasakan gerakannya meskipun masih halus.
Baru terasa sebagai tendangan keras si bocah pada pertengahan Juli (usia 25 minggu), biasanya terasa pada jam 7-10 sore
hingga malam, jam 5-6 pagi dan kadang siang pas kerja. “Penasaran, sebenarnya
kau lagi ngapain nak, di dalam situ?”. Ibu berdoa, kau baik-baik saja dan
kelak lahir selamat dan sehat, tak kurang suatu apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar